Selasa, 07 Oktober 2014

Aku Pinta Sejenak Sahabatku


Seorang sahabat bercerita kepadaku. Dia mengungkapkan isi pikiran dan hatinya di hadapanku. Lalu aku pun menatap wajahnya, ku saksikan tatapan layu, tanpa segelintir semangat di dalamnya.

Dia mulai bercerita tentang apa yang dirasakannya, tentang kegundaan yang meliputi hatinya. Aku menyimak pembicaraannya hingga akhir ceritanya, lalu seketika tatapan matanya seolah-olah menuntutku untuk menanggapi luapan perasaan gundanya itu.

Aku,

Aku tak tahu banyak tentang kehidupan, aku masih terbilang naif dalam mencerna semua tentang gundanya hatimu. Namun, aku berfikir sejauh mana aku bisa menjadi hadiah bagimu, terlahir menjadi manusia yang bermanfaat buatmu.

Pinta,

Ketika orang terdekatmu sedang memojokkan dan enggan menyapamu. Pintaku, bersabarlah sejenak, diamlah sejenak agar kamu lebih mampu terhubung dan akrab dengan suara hati atau batinmu.

Sejenak,


  • Dalam kesejenakanmu itu, insyaa Allah akan di beri petunjuk.
  • Dalam kesejenakanmu Allah akan menjaga fikiranmu dari hal jahat yang menutupi hatimu, dan
  • Dalam kesejenakanmu itu Allah Swt. akan menuntunmu menuju jalan indah yang sebelumnya tak pernah terbayangkan olehmu.


Sahabatku,

Izinkan aku menepuk pundakmu, merangkulmu hingga kamu dapat berdiri kembali. Terima kasih sahabat, kamu telah bercerita di hadapanku, kini aku mengerti bahwa kenaifan sudah tidaklah pantas pada usia yang semakin hari semakin berkurang dan menua ini.

Terima kasih sahabat, kini aku mengerti bahwa “Dewasa”, bukan semata-mata terlahir karena usia yang sudah semakin tua, tetapi “Dewasa” itu adalah sikap dan pola berfikir untuk selalu mengingat Allah swt.

“Tua itu pasti, Dewasa itu pilihan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar